Oleh : Pak Udin 16/09/2014
Kalau semisal ada
orang yang gila, tapi kita ketahui mereka itu masih bisa berjalan, makan,
pergi, mengais makanan di jalan dan tong sampah, berbicara sendiri dan
beraktivitas.
Lalu apakah dia "si gila itu" bisa dikatakan sehat?
Dan pada saat dia "si gila itu" mencari makan apakah
dia berfikir harus makan karena lapar? ataukah itu hanya naluri dai
saja sebagai makhluk hidup?
Kemudian apakah dia "si gila itu" juga berpikir dia
harus terus bergerak supaya sehat? ataukah bagaiana? Tapi anehnya ketika
tubuhnya terluka pun dia "si gila itu" tak pernah dirasanya kalau ia sakit fisiknya
dan perlu untuk disembuhkan. Dia "si gila itu" terus saja
hidup dan asyik dengan kegilaanya.
Sedangkan kita
perhatikan orang-orang yang "waras" begitu takut kalau tak
pernah ia gunakan tubuhnya untuk bergerak ia akan khawatir terkena sakit...
dan ketika terluka fisik/jasadnya dia “si waras ini” akan berkata aku
sakit? Lalu akan mencari penyembuhan kemana ia akan bisa sembuhkan sakit
jasadnya itu.
Tapi kenapa orang gila terluka fisik/jasadnya ia tak merasakan
sakit?
Lalu sebenarnya rasa sakit itu datang dari jasad yang luka
saja, ataukah dari “kewarasan akal/pikiran” seseorang yang masih beres?
Lalu aku mulai bertanya...
sebenarnya "inti" dari sehat itu ada di
dimensi yang mana?
di Jasad (tubuh) kita kah?
di dalam Aqal (pikiran) kita kah?
Atau di dalam "Roh" kita kah?
Apa bisa jadi ada dalam kesemuanya?
Orang gila yang "Hilang
Akal" Bisakah kita sebut manusia? atau kita sebut dengan
sebutan manusia yang sakit? atau sebut saja Benda sakit yang hidup tapi berwujud
Manusia? lalu bagaimana pula dengan orang "jahat"
yang "Tidak menggunakan Aqanyal dengan sehat" sehingga
berperilaku keji, dzolim, dan merusak?
Hendak kita sebut dengan sebutan apa golongan jenis ini?
Mungkin supaya
kita lebih bisa memahami kita harus tahu terlebih dahulu komposisi kita sebagai
manusia ada apa sajakan:
1.
Komponen Fisik manusia dari
tanah:
“Yang demikian itulah Tuhan Yang mengetahui yang ghaib dan
yang nyata, Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang membuat segala sesuatu
yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari
tanah" (As-Sajdah: 6-7)
Juga pada ayat berikut:
"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada kepada
para malaikat: 'Sesungguhnya Aku akan menciptakan seseorang manusia dari
tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk"
(Al-Hijr: 28)
Seperti halnya sekarang manusia itu dilahirkan juga telah di terangkan
sebagai berikut:
“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes
mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat”
(Al-Insan: 2)
Sedangkan Komponen Rohani manusia dijelaskan :
"Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan
telah meniupkan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud" (Al-Hijr: 29)
Manusia diciptakan dalam keadaan yang sebaik-baiknya oleh Allah Swt.
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya" (At-Tin: 4)
Lalu kemudian mungkin kita bisa mengambil intinya dengan:
"Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah
kamu tidak memperhatikan?" (Adz-Dzaariyaat: 20-21)
Jadi sebagai manusia yang “Sehat akal” dan “Sehat Fisik” kita
harus berupaya untuk menggali, memikirkan sesuatu yang terdapat dalam diri kita
sendiri…
Lalu sehat seperti apakah yang mestinya kita jalani?
Sehat dalam dimensi mana sajakah yang mesti kita bina dalam
hidup agar kita menjadi lebih mulia?
Dan kondisi sehat macam apakah yang harus kita kejar agar selamat
dunia dan akhirat?
Kita tutup dengan:
"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti
tembikar, dan Dia menciptakan jin dari nyala api. Maka nikmat Tuhan Kamu
manakah yang kamu dustakan?"
(Ar-Rahman: 14-16)
Memelihara badan/fisik
supaya tetap dalam kondisi baik dengan berolahraga adalah bentuk rasa syukur
kita atas penciptaan Allah pada diri kita. Memelihara hati dan jiwa dengan memilih
lingkungan yang baik serta menjaga diri dari hal-hal yang bisa merusak diri
kita juga merupakan wujud rasa syukur kita pada penciptaan yang telah Allah
berikan pada kita. Memelihara dan menjaga akal pikiran agar selalu bersih dan
jernih dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hidup, menggunakannya untuk
terus berpikir dan tidak menggunakannya dalam hal kerusakan, itu juga adalah
bentuk syukur kita.
Semoga bermanfaat_
Mohon saran dan bimbingan saudara sekalian. Mungkin masih banyak
kerancuan yang tertulis mohon dibenarkan. Semoga bermanfaat dan teruslah berusaha
untuk tetap Sehat.
0 Komentar