Kening di Tanah

Di tempat-tempat yang jauh dan sulit ditempuh? sudah
belahan-belahan dunia yang sepi dan jarang dikunjungi? sudah
gunung-gunung yang tinggi belum didaki? sudah
gua-gua yang gelap dan penuh dengan sesat? sudah
dasar lautan yang amat dalam dan belum pernah diselam? sudah
dimanapun tempat berdiri yang pernah ditaklukkan...? sudah
disitu adalah tempat yang mungkin dipijak
oleh siapapun... oleh siapa saja yang bisa...

Orang-orang selainku juga bisa lakukan
menempuh jarak yang sudah ku tempuh sebelumnya
mendatangi tempat-tempat yang sudah ku kunjungi itu
bahkah sebagian mereka lebih hebat dan gagah
Lalu... Apa bedanya penjelajahanku dengan mereka???

ini bukan sekedar jarak tempuhnya,
juga bukan perkara sudah berjalan sampai sejauh mana,
tempat mana saja yang sudah dan belum kita taklukkan...
tak perduli seberapa banyak gunung yang kita pijak,
apalagi hitungan seberapa luas hamparan bumi yang telah kita langkahi

dan ternyata...
Karena tak setiap "pendaki" itu mendaki
dan tak setiap "penjelajah" itu menjelajah

begitu banyak orang yang berpergian
membawa seluruh perlengkapan dan peralatan
mengajak teman dan kekasih, berbekal semangat dan kegigihan tinggi
tapi "Banyak pendaki dan penjelajah lupa Membawa Diri"

Lupa kalau dia pergi bersama dirinya sendiri
diri yang pun perlu diberi pembelajaran

karena....
Pendaki dan Penjelajah yang paling bodoh adalah
Mereka yang tak meletakkan keningnya ke tanah
sebagai Kewajibanya kemanapun ia perginya.


9 Februari 2013 (malam)
Magelang.

Posting Komentar

0 Komentar