PUZZLE KENANGAN

Tergelitik menuliskan ini ketika sudah puluhan tahun tak saling bertegur sapa dengan para sahabat semasa SD dahulu. Teknologi menjadi alat bantu mengumpulkan yang terserak ke dalam satu group bercengkerama yang amat panjang. Tidak ada yang lebih gurih dari pada membahas hal receh semasa kecil, mulai dari misteri para pencuri kacang, cireng, cantor, bola tolak peluru, limun, ibu kantin, hingga amarah guru yang termanifestasi ke dalam asbak, penghapus, kapur terbang, hingga tamparan pak kepala sekolah.

Karena begitu lamanya tidak saling bertemu dan berkirim kabar, masing-masing dari kita menderita amnesia ringan terutama dalam mengingat kawan-kawan masa kecil yang tak kunjung masuk dalam daftar ingatan. Ada kawanan para idola kelas yang tak pernah surut dari ingatan semua orang, ada pula si berandal kecil yang hidupnya penuh onar, ada pula orang-orang yang tak bisa di sebutkan kisahnya karena memang tak cukup menyita perhatian. Menjadi sangat baik, atau sangat buruk, dua hal itulah yang banyak terpatri dalam ingatan.

Setiap orang yang telah dewasa pasti memiliki masa kecil. Kondisi masa kecil seseorang kadang berjalan linier dan kadang berkebalikan dengan takdirnya saat dewasa. Kita temukan ada juga seorang kawan yang dahulu amat jahil tetapi begitu bijak dan baik hati saat usianya dewasa. Ada juga yang dahulu anak yang amat biasa dan bahkan tak banyak menyita perhatian tiba-tiba tumbuh menjadi orang yang memiliki banyak peran. Namun tak jarang juga mereka yang stagnan dan tetap seperti dahulu meskipun usia bertambah namun nasib serasa sama saja dengan kondisinya yang lalu. 

Maka benar kata seorang kawan yang kini menjadi seorang guru "kita tak pernah tahu nasib seorang ke depan akan jadi seperti apa?  Siapa tahu dia akan menjadi orang yang penuh manfaat" demikianlah  optimisme dan harapan para guru dan orang tua kepada anak apapun kondisi mereka ketika masih kecil. Maka pelajaran pertama yang bisa kita ambil adalah husnudzan billah atau selalu berprasangka baik kepada Allah akan takdir siswa dan anak kita. 

Kisah masa kecil atau masa lalu memang selalu asyik untuk diperbincangkan, nostalgia adalah salah satu cara untuk memupuk rasa bahagia. Sebagian dari kita lebih senang membicarakan hal-hal konyol dan remeh tentang masa kecil ketimbang hal yang serius, cerita tentang torehan prestasi tidak semenarik tragedi pencurian snack guru atau penganiayaan sesama teman. Masa kecil saat di SD memang begitu ajaib. Kenakalan di masa lalu tidak menimbulkan banyak dendam yang ada hanya perasaan heran mengapa dulu bisa terjadi demikian.

Hidup terbagi menjadi tiga bagian waktu, masa lalu, masa kini, dan masa depan atau yang akan datang. Orang dewasa yang bijak akan berusaha menempatkan masa lalu sebagai pelajaran dan kejadian mengambil hikmah, dari buruk merubah menjadi baik, dari kondisi terpuruk menjadi berdaya, dari kesia-siaan menjadi manusia bermakna bagi orang lain. Paling tidak kebermaknaan itu terasa bagi keluarga atau pasangan hidupnya.

Masa sekarang adalah waktu yang sedang kita jalani. Tidak semua keadaan yang kita temui selalu mudah, sebab Tuhan memiliki cara tersendiri untuk menguji para hambanya, bukan supaya manusia menderita, tetapi supaya manusia ingat bahwa kita membutuhkan rahmat dan cinta dari-Nya. Dari masa sekarang yang sedang kita jalani inilah manusia bisa mengambil pelajaran bahwa laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa bahwa Allah tidak mungkin memberikan beban kepada hambanya melebihi kesanggupan dirinya. 

Masa depan atau yang akan datang adalah bagian yang tidak kalah penting untuk kita perhatikan. Kesulitan dalam menjalani masa sekarang tidak berarti melupakan kita untuk merencanakan masa yang akan datang agar hidup menjadi lebih baik. Kita tidak diminta untuk menjadi sukses, berhasil dalam karir atau kaya raya, tapi kita hanya diminta agar tidak berputus asa terhadap keadaan yang sedang menerpa. Kepentingan kita kepada masa depan bukanlah untuk diri kita sendiri, tetapi lebih pada membuat bahagia orang lain di sekitar kita, termasuk keluarga, anak atau pasangan hidup.

Izinkan aku sampaikan pesan kecil ini sebagai tanda bahwa aku telah sah menjadi bagian dari pada masa lalu kalian semua. Nyatanya memang tidak semua kenangan bersama kalian adalah tentang kebaikan semata, namun potongan peristiwa di masa lalu adalah satu puzzel yang tak boleh hilang dari diriku, sebab apabila ia hilang maka aku tak akan pernah bisa menjadi gambaran yang utuh tentang diriku yang sekarang. Salam.   


Posting Komentar

0 Komentar