PENJAS Dikebiri Lagi!!!

PENJAS Dikebiri Lagi!!!
oleh : Emre Ember


            Pendidikan jasmani di sekolah pada masa sekarang memang belum menjadi sebuah mata pelajaran yang diproritaskan dihampir semua tempat. Seolah-olah mata pelajaran Penjas berkedudukan hanya sebagai pelajaran pelengkap saja bagi pelajaran yang lain. Begitupun mungkin penjas memilki kesamaan senasib dan sepenanggungan dengan beberapa mata pelajaran seperti kesenian, Keterampilan, PKN, bahkan mungkin mata pelajaran Agama. Hal ini sangat miris, bisa kita cermati dengan melihat pada agenda akbar tahunan setiap sekolah yang bisa kita sebut dengan UN (Ujian Nasional). Bisa kita bayangkan bagaimana sekolah dan para guru sekarang sibuk dengan sekian banyak agenda untuk menyambut dan mensukseskan UN. Dari mulai tambahan waktu dan materi mata pelajaran yang akan di UNkan, berbagai bimbingan belajar digelar dimana-mana, try-out UN berulang kali, sampai-sampai pemadatan mapel yang di UNkan dengan konsekuensi menghilangkan beberapa mata pelajaran yang dianggap tidak terlalu penting. Salah satunya adalah mapel penjas. Bahkan tidak tanggung-tanggung, mapel penjas dikebri sejak para siswa di awal masuk kelas 9 atau 12 menjelang UN digelar.
Ketakutan dan kekhawatiran masal yang berlebihan menimpa pihak sekolah, guru dan siswa. hal ini akhirnya menjalar cepat bagaikan kobaran api yang sampai pada orang tua siswa yang bersekolah. Para orang tua dan wali siswa yang seharusnya merasa tentram karena sudah berhasil menyekolahkan anaknya sekarang mereka seolah-olah seperti kebakaran jenggot menyikapi hal ini. Mereka dihantui oleh kegagalan anak-anaknya. Sebuah keberhasilan pendidikan terpaksa dipahami hanya sebatas “harus” lulus UN semata oleh para orang tua siswa.
Mapel penjas disekolah yang selalu identik dengan aktivitas fisik akan selalu dianggap membahayakan bagi keselamatan siswa. Guna menanggulangi hal yang membahayakan agar UN bisa sukses maka sekolah biasanya mengambil kebijakan untuk meniadakan mapel penjas ketika para siswa sudah memasuki kelas 9 atau 12. Mereka harus fokus pada mapel yang akan di UNkan. “mungkin begitu”. Akhirnya kebutuhan fisik siswa yang seharusnya bisa tersalurkan dan terlampiaskan di sekolah ketika mengikuti mapel penjas harus dikebiri oleh adanya UN ini. Sudah jelas untuk pemenuhan kebutuhan kebugaran badan siswa di sekolah agar tetap sehat kini sirna. Demikian juga ketika mereka pulang kerumah, sudah pasti orang tua akan melarang mereka banyak bermain. Apa lagi bermain yang melibatkan aktivitas fisik seperti sepak bola, basket, lari, voli, atau permainan sederhana yang lain. Pasti mereka akan dilarang oleh orang tua mereka yang sudah terkena virus kekhawatiran yang timbul karena UN. Kalau siswa saja tidak diberi ruang untuk mengaktualisasikan gairah fisiknya untuk beraktivitas baik disekolah ataupun dirumah mereka, lalu? bagaimana dan dimana penjas bisa berperan pada situasi seperti ini. Penjas lagi-lagi dikebiri.
 Jika saja setiap guru mapel penjas bisa memberikan tips dan trik yang jitu agar siswa tetap bisa beraktivitas dan dapat memenuhi kebutuhan jasmaninya, dengan resiko cidera dan bahaya seminimal mungkin tentu itu akan menarik. Sekolah, Guru dan orang-orang tua tidak lagi perlu khawatir jika aktivitas jasmani tetap dilakukan baik disekolah maupun dirumah secara mandiri. Karena perlu diingat juga bahwa aktivitas jasmani memiliki peranan penting dalam kestabilan dan kesehatan kondisitubuh siswa menjelang UN.

Posting Komentar

0 Komentar