Melawanmu [Satu]

Berdosakah saat kita merasa kehilangan
padahal kita belum pernah memilki?

aku adalah lelaki yang selalu melawan
kepada apa?
kepada diriku sendiri
kepada seluruh kemauanku yang banyak,
juga kepada semua hal tentang kamu

bunga-bunga tumbuh entah di mana?
kuncup-kuncup mekar entah kapan?
bunga mekar layu lupa disirami
Berdosakah kita tak perduli?

semua ibu akan pergi
semua ayah akan pergi
orang-orang yang kita cintai akan pergi
kita pun sendiri akan pergi
dan kamu sekarang yang pergi.

lelaki inilah yang selalu ingin melawan aku
terus bersembunyi di balik tulisan?
tersenyum dalam pesakitan?
tegar dalam kerapuhan?
terus berdusta dalam gagahnya?

lewat sajak pembelaan ini
lelaki yang selalu melawan
akan menyulap kesalahan menjadi pemakluman
menulis dukanya dengan mewajah bahagia
agar semua orang tahu bahwa
aku tak mengapa kehilangannya.

Tetaplah manja duhai seorang yang telah tiada
beri giliran padaku melawanmu
melawanmu dengan kepergianku
mencampakanmu walau tiada
melewatimu meski sepi
membelakangimu yang entah di mana
meninggalkanmu dalam pura-pura

demi kehormatanku sebagai lelaki
izinkan aku melawanmu sekali lagi
memenagkan kekalahan ini darimu
merebut apa yang telah kau bawa menghilang
membawa kembali kehormatanku yang sudah tiada

terus saja kau hilang
sejauh apa kau pergi
sejarak itu pula aku melawanmu
menempuh jejakmu yang tak pernah kau tinggali
dalam tulisan ini aku tak bisa menyerah
apalagi terkalahkan oleh kehilangan

Lelaki yang telah sempit
tinggal saja di rumah
berkumpul bersama sepi
bercengkerama mesra dengan perih
candailah kehampaan
jangan kemana-mana
tunggu sampai ada yang datang membawa bunga
biarkan mereka datang menaburimu
katakan salamku pada mereka
sampaikan bahwa aku sedang pergi melawan kepergian cintaku.


Emre_Ember
PP Budi Mulia 
Yogyakarta
7/7/2017

Posting Komentar

0 Komentar