2 Malaikat telah Engkau turunkan di tengah-tengahku, syukurku tak terkira padamu Allah kekasihku.
mereka adalah seseorang yang tentu rela menjadi apapun, demi aku... demi juga saudara-saudaraku.
laki-laki yang tentu penuh teladan.... laki-laki pembuat roti, laki-laki pekerja pabrik, ia menganggur, ia di sawah, ia juga pernah seorang kernet Truk Tronton... angin-anginan setiap malam, bongkar muat barang-barang, dan akhirnya ia pergi di jemput waktu habisnya di Truk besar yang mengangkutnya, mengakhiri perjuangan di jalan raya... apapun lah, asal aku tetap baik-baik saja.
Dan.... aku hanya ingin berkata, kalau Ayah... adalah suami dan bapak yang tak aku kira.
Waktu kecilku, aku dicambuknya, dibentaknya, juga dibelai lembut dalam dekapan dada besarnya, berlindung dalam keperkasaan tubuhnya, meniru tanda tangannya, bercanda disawah dan panen padi bersama...
Ibu juga... cerdas dan setianya minta ampun... beruntung ayah menikahimu bu...
tak pernah habis-habisnya mengatakan sayang kepadaku, membentakku, membukakan pintu saat aku pulang tengah malam, memijit kakiku yang kram tengah malam, membuatkan adonan air putih manis buatku, membelikan aku apel dan bakso saat demam, paling tahu kalau aku tak suka pedas....
terlalu banyak bu... terlalu banyak untuk aku keluhkan tentangmu... bibirku terlalu kelu, tanganku terlalu kaku mengungkap semua kasihmu... biarlah semua menjadi membisu. Hanya bisa aku sebut dalam doa-doa... dan Allah pasti sayangi kalian dan kita semua.
Ibuku yang di pasar, ia dirumah, ia di sawah bersama ayah, dan kadang sendiri, ia berdagang beras juga, yang aku tahu persis... Ibu begitu pandai menjaga kehormatan keluarga dan teliti pada masalahnya.
Ibu... Ibu suka menangis!!! aku mewarisi itu bu... padahal kan aku laki-laki?
Ya Allah, lindungi keluarga baik ini. Terimakasih telah tempatkan aku di tengah-tengahnya bersama adik dan kakak dalam satu rumah.
15 Januari 2013
Pukul 00.35
_Emre Ember_
0 Komentar