SIKAP SEPAKBOLA

SIKAP SEPAKBOLA

Oleh: Kaharudin Mahing

 


Sepak bola pada satu sisi kita kenal sebagai suatu cabang olahraga, bahkan olahraga ini begitu membudaya di tengah-tengah masyarakat dunia. Ajang pergelaran sepak bola adalah sihir, apa yang tersaji dalam pertunjukan menjadi trend baru yang begitu cepat menjalar di terima dan ditiru oleh masyakarat dari berbagai lapisan, sihir itu menjalar hingga pelosok desa hingga kompetisi yang diselenggarakan di lapangan bekas sawah pun tak luput dari efek pengaruhnya. Selebrasi Gol, gaya rambut, cara bermain, nomor punggung, tingkah pemain, dan segala bentuk dramanya adalah tema yang tak pernah bosan untuk dibicarakan. Lebih jauh lagi kita melihat terkadang kepentingan negara, politik, agama, kelompok, komunitas, organisasi pun bergulir pula di tengah ajang kompetsi sepak bola.

Bahnyak hal unik bahkan bisa dibilang tidak wajar terjadi di luar lapangan sepak bola. Sepak bola bukan saja pertandingan yang tersaji 2x45 menit seperti adanya, namun segala macam hal bisa terjadi karena efek dari sebuah pertandingan yang berlangsung dalam batas waktu tersebut. Tawuran antar suporter fanatik, rasisme, perjudian, iklan dan promosi, fashion, perdamaian, hingga adu gengsi antar negara kadang menjadi bumbu yang makin membuat sepak bola menjadi terasa nikmat.

Pernah suatu ketika diajang gelaran piala euro 2020 yaitu momen pada saat bintang sepak bola sekaligus kapten Timnas Portugal Cristiano Ronaldo dalam konfersnsi pers menggeser botol minuman bersoda produk coca-cola dan mengajak untuk meminim air putih. Efek dari tindakan kecil yang dilakukan sang mega bintang ini pun sampai berdampak pada kerugian yang mendera coca-cola hingga Rp 57 Triliun. Hal serupa juga kemudian di lakukan oleh pesepakbola muslim dari Timnas Prancis Paul Pogba. Pogba menggeser botol minuman beralkohol yang tersaji di depanya. Trend ini pun langsung menjalar dan di ikuti oleh sebagian pesepakbola lain, meskipun ada juga yang melakukan ekspersi berkebalikan dengan apa yang dilakukan oleh Cristiano Ronaldo, namun gaya tersebut telah menjadi trend baru dalam dunia sepakbola.

Isu yang terbaru datang dari kontroversi ban kapten yang dipakai oleh kapten Timnas Jerman pada laga Euro 2020. Maunel Neuer nampak mengenakan ban kapten dengan motif warna warni seperti pelangi, yang dalam hal ini banyak yang menafsirkan jika itu adalah bentuk pesan dukungan kepada kebebasan kaum LGBT. Sampai saat ini ban kapten sejenis ini menjadi marak digunakan dalam ajang pertandingan sepakbola. Hal yang terbaru dalam sepakbola Internasional adalah pesan kampanye perdamaian untuk perang Ukraina dan Russia. Padahal pada satu sisi seolah dunia sepakbola Internasional amat jarang mengkampanyekan tentang penentangan terhadap invasi, penjajahan dan perang yang terjadi di timur tengah. Palestina, Lebanon, Iran, Irak, Afganistan, dsb. Dari kesemua hal ini bisa kita katakan bahwa sebenarnya Sepakbola itu Berpihak.

Mencintai sepakbola tak bisa lepas dari keberpihakan, layaknya orang Jakarta mencintai Persija, orang Bandung mencintai Persib, orang Surabaya menjadi Persebaya, atau orang Malang jadi Aremania. Dalam hal domisili saja kecintaan kita berpihak pada sepakbola, semestinya demikian juga ketika kita mensetatuskan diri sebagai seorang Muslim, maka loyalitas dan cinta kita seharusnya berperan juga dalam sepakbola. Sepakbola Yes, LGBT No, Sepakbola Yes, Rasisme No. Seperti ini mislanya. Jadi kita pun perlu belajar lebih tekun dalam menempatkan cinta dalam hidup kita. Bravo Sepakbola.   

 

_Salam Cinta Generasi_

Posting Komentar

0 Komentar