Setelah Api

Di bawah bulan
Irama musik klasik
Tenda-tenda yang mulai layu
Api unggun yang mulai lunglai
Kayu sudah menjadi bara
Syukurku kupanjatkan besar pada-Mu

Mungkin anak-anak kelelahan sedari siang tadi
Tidur dalam tenda yang pengap
Asal ada tempat, rebah saja tak berdaya tubuh mereka
Masih saja berseragam pramuka
Dan aku yang mereka panggil sebagai pak Guru
Sedang memikirkan mereka dan malam ini

Salah seorang anak terdengar merintih dari arah dalam tenda laki-laki
Aku tebak ia pasti dari regu elang jawa
Mungkin kangen ibu dan rumahnya
Atau mungkin dia kelaparan

Sisa-sisa bakaran terus menguap
Musik klasik terus berputar lirih
Mengikuti malam dengan nada pelan-pelan

Sedangkan pak guru terpikir tanggung jawanbnya
Yang kini sebagai teladan mereka katanya
Walau dalam dada, hati belum juga bijak
Dalam kepala, otak belum pula cemerlang
Sedang sikap dalam gerak, belum juga arif
Lalu bagaimana aku harus menyampaikan ilmu?
Memasukan dalam pikiran hingga tembus di hati lembut mereka
Padahal pikir dan hati pak Guru ini porak-poranda

Pak guru hanya takut jika nanti ditanya Tuhan….
Apa yang sudah kau berikan pada mereka?
Mengapa si dia begini dan si dia begitu?

Sayang, tidurlah yang pulas di dalam tenda
Biarkan pak guru selesaikan mengadu resahnya
Subuh nanti , kita akan tersenyum lagi bersama
Kau keluar dari tenda-tenda
Dan aku masuk dalam niatku lagi
Bersama-sama,
Karena keterbatasanku saja aku menjadi khawatir
Dan semoga Allah menolong kita sayang.

Tenda-tenda semakin layu dan lunglai
Kobaran api sudah tak ada lagi

Aku dan rembulan saling mencurigai.

Yogyakarta, 18 Desember 2014
Pukul 23.38
SDI Al-Islam Tambakbayan

Posting Komentar

0 Komentar