TIGA TINGKATAN CINTA

Segala bentuk cinta yang kita miliki haruslah dimulai dengan Tuhan dan bermuara kepada Tuhan. Seperti apa yang telah dijelaskan oleh Muhammad Nashih ‘Ulwan bahwa terdapat tiga tingkatan cinta dalam kehidupan manusia:
Pertama, cinta yang utama (Al-Mahabbatul ‘Ula) ialah cinta yang kita persembahkan hanya kepada Allah dan Rasul-Nya. Mencintai dengan iman kepadanya dengan ketulusan, kesucian dan pengorbanan.
Kedua, cinta pertengahan (Al-Mahabatul Wustho) ialah cinta bentuk cinta kepada keluarga, ibu dan bapak kita, saudara kita, harta benda, perhiasan dan kehormatan dilandasi oleh cinta kepada Allah SWT. Kita menyadari kewajiban mencintai kedua orang tua karena itu merupakan perintah Allah. Sebagaimana juga membela harta dan kehormatan dilakukan karena Allah SWT. Bukan karena yang lain.
Ketiga, cinta yang rendah (Al-Mahabatul Adna) ialah cinta kepada keluarga, orang tua, saudara, harta, benda dan kehormatan namun tidak dilandasi atas dasar cinta kepada Allah SWT. Cintanya buta tak berarah. Bermuara pada suatu yang amat dangkal sebab tak pernah dikaitkan dengan Sang Maha Cinta. Jika seseorang tidak mampu untuk mengatur cintanya, menjalankan dengan baik perasaanya maka, cinta yang tinggi bisa jatuh kepada cinta yang rendah. Cinta kepada keluarga, harta dan bendanya menjadi hina di hadapan Allah SWT karena seseorang itu memperjuangkan hanya karena takut kehilangan mereka, atau tidak ingin berpisah dengan mereka tetapi tidak disertai dan bukan karena Allah dan Rasul-Nya.
“Ya Rabb kami, janganlah Engaku hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tidak sanggup untuk memikulnya. Dan berilah maaf kepada kami” (Q.S. Al-Baqarah: 286)
Begitulah permohonan kita kepada Allah setiap waktu. Bermohon agar tidak terjerumus ke dalam cinta yang tak bisa ditanggung beban bahayanya. Kecelakaan karena cinta yang buta, cinta yang melenceng dari ketetapan Allah dan kemaksiatan karena cinta. Kesalahan terbesar dalam cinta yang tak terampuni dosanya sekalipun oleh Allah. Terjerumus dalam kesyirikan sebab cinta mestinya teguh pada yang Esa tetapi Allah diduakan dengan yang lainnya.
...... In Syaa Allah tulisan tema ini akan berlanjut .......
monggo yang mau menyimak dan mengikuti Semoga memberi manfaat.


Posting Komentar

0 Komentar